Suatu ketika saya kedatangan seorang mitra TSI yang sudah mencapai
posisi puncak di TSI dan beliau menyampaikan suatu kejadian di dalam
groupnya yang dipicu oleh miskomunikasi dengan mitra dalam groupnya dan
berdampak pada rontoknya jaringan yang telah ia bangun lebih dari satu
tahun.
Dan Alhamdulillah, setelah melewati prosesi Coaching selama
2 jam, akhirnya beliau menemukan apa yang menjadi latar belakang
terjadinya miskomunikasi dan bagaimana membangun kembali jaringannya
dengan menjalankan kiat komunikasi yang efektif yang beliau temukan
sendiri dan akan segera dilakukan dengan mitra dalam groupnya
Mitra TSI yang baik, apa itu Coaching?
Coaching adalah tentang memfasilitasi melalui bertanya, memberikan feedback dan berperan sebagai seorang ahli dalam proses atau struktur tentang bagaimana seseorang mengelola cara kerja otaknya sehingga mampu menghasilkan performa yang “lebih” efektif, mampu menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri, mampu menjadi manusia pembelajar, mampu menyesuaikan dengan kondisi sekarang untuk terus berkembang dan tumbuh, mampu mengaktualisasikan ide dan pemikirannya, yang dimana semua ini bukan karena ketergantungan pada orang lain, namun dengan melalui proses coaching menjadi mampu mengandalkan diri sendiri untuk menghasilkan keputusan dan tindakan yang “lebih” baik lagi.
Kembali ke mitra TSI yang telah mendapatkan aha!-momentnya, beliau
berbagi beberapa tips yang perlu untuk dilakukan dalam kaitanya
berkomunikasi dengan mitra saat menjalankan dan mengembangkan usaha TSI.
Apa saja
Menjadi pendengar yang baik
Kita diberikan dua telinga satu mulut, ini merupakan “pesan” dari Sang Pencipta, bahwa kita perlu lebih banyak mendengar.
Dalam mendengar saat berkomunikasi dengan kawan bicara kita, ada
beberapa tips yang perlu diperhatikan sehingga kita menjadi seseorang
yang memiliki kemampuan ‘mendengarkan’ dengan baik dan orang lain merasa
‘didengarkan’. Pernahkan kita berbicara kepada kawan bicara kita, namun
kita merasa tidak didengarkan? Atau merasa mereka mendengarkan tapi
tidak memerhatikan dengan baik apa yang kita sampaikan ? .
Berikut beberapa point yang perlu kita perhatikan saat mendengar :
- Posisi badan atau muka/wajah kita diusahakan menghadap kawan bicara
- Eye Contact (kontak mata) ini diperlukan untuk memastikan bahwa kawan bicara kita mendapatkan atensi dari kita.
- Lakukan respon dengan wajar dan sesuai dengan apa yang disampaikan, misalnya dengan mengangguk, aha, mmhh, dan bisa sesekali dengan menggunakan pertanyaan seperti o ya ? untuk hal hal yang baru kita dengar.
- Tidak memotong pembicaraan dan atau mengalihkan topik pembicaraan sebelum kita memeroleh izin baik secara verbal maupun non verbal dari kawan bicara kita.
- Pastikan fikiran dan perasaan kita hadir disaat itu, dan kita seyogyanya menyimpan terlebih dahulu gadget/handphone dari tangan kita. Kita tentu tidak nyaman jika kita berbicara dengan orang lain sementara mereka sibuk dengan HP nya bukan ? nah .. pun demikian halnya dengan orang lain.
Menyesuaikan Frekuensi
Selain tubuh kita yang diatur untuk menghadap kawan bicara kita,
pastikan kita juga dalam posisi yang sama dengan mereka, jika mereka
berdiri, seyogyanya kita berdiri, pun demikian saat ia duduk, maka kita
mengambil posisi duduk.
Sesuaikan emosi kita, jika kawan bicara kita sedang happy, sebaiknya
kita ikut tersenyum dan mendukung kebahagiaanya, pun demikian ketika
dia merasa sedang galau, sedih dan frustasi , maka kita tahan dulu emosi
kita untuk memberikan space ( kelapangan dia , atas kesediahannya )
pilih kalimat yang menandakan bahwa kita ikut berempati atas sesuatu
yang sedang menimpanya.
Usahakan kita menyesuaikan volume, tempo maupun intonasi suara dari
kawan bicara kita. Jika mereka berbicara lambat dan kita terlalu
cepat,maka perlambatlah, jika mereka berbicara tidak terlalu keras maka
kita sesuaikan volume suara kita dengan volume suara mereka.
Saat kita perlu bertanya untuk mengklarifikasi pernyataan kawan
bicara kita dan atau perlu bertanya untuk sesuatu yang tidak kita
mengerti, usahakan kita bisa menggunakan kata Tanya ditambah dengan
mengulang kata demi kata tanpa menghilangkan atau bahkan menambahkan
kata – kata asli dari kawan bicara kita, hal ini bertujuan sebagai tanda
kepada kawan bicara kita bahwa kita memerhatikan apa yang dia
sampaikan.
Menuntun yang menuntut
- Setelah kita menjadi pendengar yang membuat kawan bicara kita betah dengan kita, bahkan kita juga mampu hadir untuk dia dengan kehadiran penuh, kita membayangkan seseorang yang ngobrol seperti sudah saling kenal lamaa sekali, pernahkan kita merasakan itu ? merasakan seperti sudah kenal lama dengan seseorang padahal kita baru bertemu ? nah dalam dunia komunikasi itu sering disebut dengan pacing , suatu kondisi dimana kita merasa nyaman untuk ‘terbuka’ kepada seseorang.
- Indikator bahwa kawan bicara kita sudah kita pacing biasanya ketika kita mengubah posisi duduk, maka kawan bicara kita ikutan duduk, dari sinilah kita sudah bisa memimpin pembicaraan ke arah yang kita harapkan.
- Meminta izinlah kepadanya untuk menyampaikan pendapat, karena sering kita main tabrak saja menasihati seseorang yang dalam kondisi jiwanya memang sedang tidak butuh nasihat, atau butuh nasihat tapi bukan dari kita.
- Setelah mendapatkan izin, maka kita mulai mengulang apa yang menjadi harapan – harapan mereka, lalu mulailah masukkan pesan – pesan kita. Dengan demikian, kita memberikan sesuatu pesan yang memang sedang benar – benar mereka butuhkan.
- selalu akhiri obrolan dengan hal - hal penting apa saja yang sudah dibicarakan, himpunlah pembicaraan dengan simpulan , buat dalam beberapa point, dan ulangi kembali sebagai suatu simpulan. hal ini akan memberikan kesan bahwa pembicaraan / obrolan dengan anda adalah bukan obrolan yang sia - sia, namun memiliki dampak dan bermanfaat bagi mereka.
Nah mitra TSI, kemampuan berkomunikasi dengan orang per orang memang
hal yang sehari –hari kita lakukan , namun kita sering lupa, dan sering
kita sepelekan kaidah – kaidah komunikasi seperti diatas, pernahkan
kita memotong pembicaraan ? pernahkah kita menjadi kawan bicara yang
tidak responsive ? orang lagi ngomongin apa, tiba-tiba kita ngajak
ngomong apa.
Semoga dengan artikel ini , mitra TSI memiliki kemampuan
berkomunikasi yang dapat menyenangkan kawan bicaranya, dan cukup dengan
menjadi pribadi yang menyenangkan, maka pesan ataupun produk apa yang
kita ingin sampaikan akan masuk dalam benak mereka dan mereka memiliki
untuk bergabung menjadi mitra dalam group anda.
0 Response to " Komunikasi Seorang Network Marketers"
Posting Komentar