Translate

SAATNYA RAYAKAN KEGAGALAN

Merayakan keberhasilan itu biasa. Merayakan kegagalan itu jelas tidak biasa. Tapi jelas perlu. Bahkan perusahaan-perusahaan besar saat ini sudah mulai merayakan kegagalan mereka. Kenapa begitu? Yuk teruskan baca.
Pertama-tama, kenapa sih harus merayakan kegagalan?
Tidak ada orang terlahir langsung bisa berjalan. Anda terjatuh dulu berkali-kali sebelum bisa berjalan. Singkatnya, tidak ada orang yang berhasil tanpa gagal dulu sebelumnya.
Maaf, saya koreksi. Ada sih orang yang tidak pernah gagal, yaitu orang yang tidak pernah mencoba melakukan apa-apa. "Saya tidak pernah kalah main tenis. Saya tidak pernah salah menjawab soal ujian. Saya pun tidak pernah gagal dalam membangun usaha."
"Karena saya tidak pernah main tenis. Saya tidak pernah ikut ujian. Saya tidak pernah memulai usaha."
Mereka yang menghindari kegagalan, tidak akan pernah menikmati keberhasilan.
Setiap dari kita punya jatah kegagalan yang harus dihabiskan dulu sebelum bisa berhasil. Seberapa banyak jatahnya tergantung dari seberapa sulit tantangan yang Anda ambil.
Jika Anda bermain di kelas ringan, maka paling jatah gagalnya ya cuma sekali atau dua kali. Tapi kalau main di kelas berat yang memiliki tingkat kesulitan jauh lebih tinggi, maka bisa jadi kuota kegagalan Anda mencapai puluhan bahkan ratusan.
Apakah itu artinya kita harus senang dan bangga kalau kita banyak gagal? Tentu saja tidak. Kegagalan tidak perlu dicari, apalagi diupayakan. Kita tidak perlu mendorong karyawan kita untuk gagal. Bukan itu yang saya maksud dengan merayakan kegagalan.
Namun yang pasti, jika perusahaan Anda menjadikan kegagalan sebagai momok yang harus dihindari, maka sesungguhnya perusahaan Anda sedang menjauhkan karyawannya dari peluang menciptakan keberhasilan-kebarhasilan baru di masa datang.
Satu-satunya bentuk keberhasilan yang mereka bisa hasilkan adalah mengulang keberhasilan-keberhasilan lama saja, yang bisa jadi semakin hari sudah semakin tidak relevan.
Jadi bagaimana cara merayakan kegagalan?
Apa yang saya maksud dengan merayakan kegagalan adalah memberi apresiasi terhadap dua hal yang berkaitan erat dengan kegagalan itu sendiri, yaitu keberanian untuk mencoba (yang ternyata gagal) dan pelajaran berharga yang diperoleh dari kegagalan tersebut.
Dalam lingkungan dimana kegagalan merupakan momok yang semua karyawan ingin hindari, maka keberanian untuk mengambil resiko gagal merupakan sebuah prestasi yang layak untuk dibanggakan.
Sunil Sinha, the CEO of TATA Quality Management Services, sebuah grup konglomerasi India yang terdiri lebih dari 100 perusahaan mengatakan, "Penting bagi kami untuk memiliki karyawan yang punya keberanian untuk mencoba dan tidak takut untuk gagal".
TATA menyelenggarakan ajang apresiasi tahunan bernama Innovista Awards dimana manajemen memberikan penghargaan terhadap berbagai insiatif inovasi yang dinilai berhasil memberikan kontribusi positif terhadap grup pada tahun tersebut.
Nah yang menarik dari event tersebut adalah adanya sebuah kategori award unik bernama 'Dare to Try Award'. Penghargaan ini diberikan bukan untuk mereka yang berhasil, melainkan justru untuk mereka yang gagal.
Tentu saja yang dihargai bukanlah kegagalannya, melainkan keberanian mereka untuk mencoba sesuatu yang baru, walaupun kemudian ternyata gagal. Hal ini meupakan wujud konkrit upaya TATA untuk membangun keberanian mencoba para karaywannya, seperti apa yang disebutkan oleh Sunil diatas.
Ketika pertama kalinya diumumkan adanya kategori baru tersebut, Anda tahu berapa orang yang mengajukan dirinya untuk masuk dalam ajang seleksi di kategori itu?
Hanya 3 orang saja, dari ratusan ribu karyawan yang tersebar di lebih dari 100 perusahaan.
Wajar saja, karena tidak ada orang yang nyaman diasosiasikan dengan kegagalan. Kita tidak ingin diingat sebagai orang gagal. Kita hanya ingin diakui atas keberhasilan kita.
Namun TATA tidak menyerah. Mereka terus mengkampanyekan semangat mencoba dan tidak pernah mendudukkan kegagalan sebagai sebagai momok di seluruh perusahaa TATA.
Lima tahun kemudian, panitia award menerima lebih dari 200 pendaftar untuk kategori Dare to Try Award. Jumlah ini melebih jumlah pendaftar di kategori lainnya yang mengapresiasi keberhasilan.
Wow, menarik bukan?
Hal kedua yang penting dalam merayakan kegagalan adalah memastikan bahwa Anda jatuh ke depan, atau istilah kerennya adalah Failing Forward, yaitu sebuah kegagalan yang justru mendorong kita maju kedepan. Bukan berhenti, terpuruk apalagi mundur kebelakang.
Apa yang bisa membuat Anda jatuh kedepan adalah ketika Anda mampu mengambil pelajaran dari kegagalan Anda saat itu dan mengambil aksi lanjutan untuk memperbaikinya.
Apa yang menjadi penyebab kegagalan? Dibagian mananya yang salah? Apa yang perlu dilakukan berbeda agar peluang berhasil menjadi lebih besar di masa datang?
Pelajaran inilah yang perlu kita rayakan, sebuah pelajaran berharga yang tidak akan pernah kita dapatkan jika kita tidak mengalami kegagalan tersebut.
Mereka yang berhasil menemukan pelajaran berharga ini ketika gagal kemudian mengambil aksi lanjutan yang tepat, tidak akan pernah jatuh pede. Justru sebaliknya mereka akan lebih pede maju kedepan.
Karena jatah kegagalan mereka sudah berkurang. Karena mereka tahu cara yang salah untuk menang. Kini mereka tahu apa yang sebaiknya dilakukan dan apa yang sebaiknya tidak. Dengan begitu peluang mereka untuk berhasil di masa datang menjadi lebih besar.
Maka,
pada suatu kesempatan nanti Anda bertemu dengan seseorang yang baru saja mengalami kegagalan, dekati ia, tepuk pundaknya dan katakan,
"Saya salut pada Anda yang telah berani mencoba, Anda mengambil sebuah resiko yang kebanyakan orang tidak punya nyali untuk melakukannya."
Kemudian lanjutkan,
"Apa yang Anda perlu lakukan berbeda agar pada kesempatan berikutnya, peluang keberhasilan Anda semakin besar?"
Indrawan Nugroho
Business Innovation Consultant
Corporate Innovation Asia

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "SAATNYA RAYAKAN KEGAGALAN"

Posting Komentar